Senin, 05 April 2010

DESAIN PENELITIAN

A.Pendahuluan
Desain penelitian merupakan cetak biru yang menentukan pelaksanaan selanjutnya. Penyusunan desain ini dilakukan setelah menetapkan topik (judul) penelitian yang akan dilaksanakan
Desain penelitian memaparkan apa, mengapa dan bagaimana masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinip-perinsip metodologis. Pada umumnya suatu penelitian mengandung dua aspek yang saling berhubungan dan merupakan persyaratan untuk suatu penelitian yaitu:
1.Subtansi penelitian
Suatu penelitian menunjuk pada substansi tertentu yang akan diteliti. Masalah yang aakan diteliti harus jelas substansinya. Pada penelitian ilmiah, substansi ini mengacu pada teori tertentu yang berada dalam lingkup suatu ilmu pengetahuan.
2.Metodologi penelitian
Penelitian terhadap substansi tertentu itu harus memenuhi persyaratan metodologi penelitian sebagai suatu proses yang sistematis, terkendali, kritis, dan analisis.
B.Latar belakang
Bagian ini merupakan fondasi dari seluruh proses penelitian karena semua konsep dasar dijelaskan disini. Sering juga bagian ini diberi judul Pendahuluan.
C.Tujuan dan Hipotesis
Tujuan penelitian tersebut akan dipertajam dengan menyusunnya dalam bentuk hipotesis. “sebab kalautidak rendah, maka tidak ada masalah (penyakit) dank arena itu tidak perlu dicari factor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian yang kedua dipertajam dengan sejumlah hipotesis sesuai dengan banyaknya factor yang diduga akan mempengaruhi prestasi studi. Misalkan ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi studi itu menurut pengamtan kita yaitu :
1.Motivasi belajar
2.Latar belakang ekonomi
3.Lingkungan belajar.
D.Kerangka Dasar Penelitian
Dalam rangka dasar penelitian ini diungkapkan semua variabel yang akan diteliti rumusan operasionalisme, yang dilengkapi dengan indicator empiris dan pengukurannya. Kemudian semua variabel tersebut disusun dalam suatu kerangka hipotesis yang memperlihatkan pola hubungan antar variabel yang satu dengan variabel yang lain.
E.Penarikan Sampel
Bagian keempat yang perlu diungkapkan dalam desain penelitian ini dalah perencanaan tentang bagaimana sampel ditarik.
F.Metode Pengumpulan Data
Bagian ini menunjukan bagamana data dari masing-masing variabel yang telah disebutkan diatas dikumpulkan dari sampel penelitian. Dari antara berbagai metode yang telah di pilih yang sesuai sehingga kita mendapat data yang valid dan dapat dipercaya.
G.Analisis Data
Dalam rangka menacapai tujuan penelitian, data yang akan dikumpulkan perlu dianalisis. Rancangan tentang analisis ini perlu diungkapkan dalam bagian ini supaya lebih sistematis, maka aanalisis ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama disebut analisis pendahuluan dan tahap kedua analisis lanjut.
F.Lembar Kerja
Susunan sebuah desain penelitian tentang tiopik yang cukup menarik minat anda salah satu salinan desainnya dikirim kepada penyelenggara program ini untuk ditanggapi dalam rangka peningkatan kompetensi dalam bidang ini.

Desain penelitian yang banyak kita dapati adalah desain survei, case study dan eksperimen.
Berikut ini akan dijabarkan satu-persatu (per posting)

1. DESAIN SURVEI
Suatu penelitian survei atau survei bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi tersebut. Survei dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif maupun eksperimental.
Mutu survei antara lain bergantung pada:
1.Jumlah orang yang dijadikan sampel
2.Taraf hingga mana sampel itu representatif, artinya mewakili kelompok yang diselidiki
3.Tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sampel tersebut
Jadi, soal sampling yakni memilih sejumlah terbatas dari kelompok yang diselidiki itu, sangat penting dalam survei. Untuk itu perlu diadakan sampling menurut cara tertentu.
Memperoleh data yang dapat dipercaya tidak selalu mudah. Kita tak dapat memaksa orang mengatakan yang benar dan sering sangat sukar mengetahui, hingga manakah kebenaran keterangan yang diberikan seseorang. Untuk memperoleh keterangan, dapat digunakan questionnaire atau angket, wawancara, observasi langsung atau kombinasi teknik-teknik pengumpulan data itu. Berdasarkan data itu, dapat diuji kebeneran asumsi atau hipotesis tertentu.

Kebaikan desain survei:
1.Dalam survei biasanya dilibatkan sejumlah besar orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang bersifat umum yang dapat dipertanggungjawabkan. Perlu diusahakan agar sampel itu benar-benar mewakili keseluruhan kelompok yang diselidiki.
2.Dalam survei dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti angket, wawancara dan observasi menurut pilihan si peneliti.
3.Dalam survei sering tampil masalah-masalah yang sebelumnya tidak diketahui atau diduga, sehingga sekaligus bersifat eksploratif.
4.Dengan survei peneliti dapat membenarkan atau menolak teori tertentu.
5.Biaya survei relatif murah ditinjau dari besarnya jumlah orang yang memberi informasi. Khususnya bila digunakan angket yang dapat dikirimkan melalui pos, dengan biaya rendah. Bila digunakan wawancara dengan kontak langung kepada sampel, tentu biayanya jauh lebih tinggi.
Kelemahan desain survei:
1.Survei biasanya meneliti pendapat atau perasaan populasi yang tidak mendalam, apalagi bila menggunakan angket.
2.Pendapat populasi yang disurvei antara lain mengenai soal-soal yang mengandung unsur emosi dan politik, seperti pendapat, mudah berubah-ubah dalam jangka waktu singkat karena pengaruh pidato atau ceramah pada calon partai melalui televisi atau tulisan dalam surat kabar.
3.Tidak ada jaminan bahwa angket dijawab oleh seluruh sampel. Besar kemungkinan ada perbedaan antara mereka yang menjawab dan yang tidak menjawab. Kesimpulan yang diambil didasarkan atas jawaban yang masuk saja, tidak sepenuhnya dapat dipercayai sebagai pendapat keseluruhan sampel dan dengan sendirinya pendapat keseluruhan populasi.
Mereka yang memberi jawaban menunjukkan adanya minat terhadap soal yang diteliti atau keterangan yang diminta. Bagaimana pendirian mereka yang tidak menjawab, tidak kita ketahui. Maka kesimpulan atau generalisasi yang kita peroleh hanya dapat diterima dengan sangat hati-hati, walaupun hasil setiap penelitian harus dianggap bersifat sementara yang dapat didukung atau dibantah oleh penelitian kemudian.

PENYUSUNAN DESAIN PENELITIAN

Setelah mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian dan menyelesaikan reviu kepustakaan, peneliti kemudian perlu mengembangkan desain penelitian (research design), yakni rencana atau strategi untuk melaksanakan penelitian. Pada dasarnya desain penelitian adalah deskripsi runtutan logis langkah-langkah penelitian yang mengaitkan data empiris yang akan dikumpulkan dengan pertanyaan awal penelitian. Seringkali desain penelitian selain dipaparkan secara naratif, juga dideskripsikan secara visual dalam bentuk bagan agar terkomunikasikan secara jelas
Penelitian empiris perlu memiliki desain penelitian yang eksplisit, yang secara kasat mata memperlihatkan rencana tindakan (action plan) dari “sini” ke “sana”, dimana “sini” diartikan sebagai pertanyaan penelitian untuk dijawab, dan “sana” adalah jawaban terhadap pertanyaan (kesimpulan). Di antara sini dan sana harus dikembangkan sejumlah langkah-langkah, termasuk pengumpulan dan analisis data relevan.
Desain penelitian dapat dipandang sebagai cetak biru (blueprint) penelitian. Sebagai sebuah rencana, desain penelitian mencakup hal-hal seperti subyek penelitian, penyusunan alat pengumpul data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan akitivitas-aktivitas lain yang menggambarkan langkah dalam proses penelitian. Desain penelitian sangat penting peranannya dalam penelitian. Analisis data yang berkualitas tinggi (misalnya dengan statistika yang kompleks dan software komputer canggih) sekalipun tak akan dapat memperbaiki error mendasar dalam desain penelitian. Desain penelitian yang baik sangat membantu peneliti dalam memahami dan menafsirkan hasil studi dan menjamin bahwa peneliti mendapatkan hasil yang berguna.
Desain penelitian berbeda untuk tipe penelitian yang berbeda. Oleh karenanya desain penelitian kualitatif dan desain penelitian kuantitatif perlu dibahas secara terpisah.

Desain Penelitian Kualitatif.
Peneliti kualitatif melakukan penelitian dalam setting alami, tidak memanipulasi atau mempengaruhi situasi. Sehingga desain penelitian cukup fleksibel dan toleran terhadap penyesuaian sepanjang pelaksanaan penelitian. Oleh karenanya desain penelitian kualitatif sering disebut desain kerja (working design).
Desain kerja adalah rencana awal untuk sebuah pelaksanaan penelitian, yang di dalamnya diputuskan tentang subyek penelitian, situs yang dipelajari, lama waktu pengumpulan data, variable-variabel yang diperhatikan. Misalnya, ketika memperhatikan angka drop-out, sekolah-sekolah khusus yang tepat harus diidentifikasi. Sekolah tidak dipilih secara acak melainkan dipilih karena karakteristiknya, misalnya sekolah dipilih karena dipandang sebagai sekolah dengan angka dropout tinggi. Proses ini disebut purposive sampling, yang berati bahwa unit-unit (sekolah dipilih karena karakteristiknya bersesuaian dengan fenomena yang diselidiki, bukan secara acak). Keputusan yang dibuat tentang siapa yang akan diinterviu atau diamati, misalnya siswa, guru, guru BP juga purposif sifatnya, jadi dapat saja berubah atau berkembang dalam perjalanan sesuai dengan keperluan penggalian informasi. Sekalipun dalam pelaksanaan penelitian kualitatif penyesuaian-penyesuaian senantiasa dilakukan, namun demikian desain kerja sebagai rencana awal tentunya perlu disusun.
Hipotesis kerja
Penelitian kualitatif menggunakan model induksi, yang berarti bahwa pengumpulan data diawali tanpa teori atau hipotesis yang mengarahkannya. Namun demikian peneliti pasti terpengaruhi oleh latar belakang pengetahuan, pandangan, pengalaman masing-masing, serta informasi yang tersedia tentang masalah penelitian. Oleh karenanya peneliti pergi ke lapangan dengan sejumlah pertanyan dan hipotesis (dugaan-dugaan) yang diantisipasi sebelumnya. Namun demikian sepanjang pengumpulan dan analisis data, pertanyaan, hipotesis-hipotesisnya tadi dapat direviu, dibatalkan, atau diperluas. Sebagai contoh, ketika menyelidiki apa sebab suatu SMA berhasil meloloskan sebagaian besar siswanya ke peguruan tinggi ternama (“SMA berhasil”), peneliti pergi ke lapangan dengan hipotesis bahwa siswa sekolah itu pasti pempunyai kecerdasan di atas rata-rata anak seusianya, kapasitas ekonomi orang tuanya menengah ke atas, fasilitas pendidikan yang lebih baik, pembelajaran yang efektif , dan sebagainya. Selama proses penelitian di antara hipotesis-hipotesis itu mungkin ada yang terbukti, digugurkan, atau dibuat lebih spesifik, tergantung pada informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan.

Pengumpulan Data
Pertama yang diperlukan adalah akses pada sumber data dan menetapkan peran peneliti (participant observer atau hanya pengamat). Metode pengumpulan data mencakup observasi, interviu, pengumpulan dan reviu dokumen. Dalam kasus “SMA berhasil” peneliti dapat melakukan:
Interviu Kepala Sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang pengelolaan pembelajaran siswa yang dilakukan.
Interviu siswa untuk menggali informasi tentang bagaimana mereka belajar dan apa faktor-faktor yang memotivasi mereka belajar.
Interviu guru untuk mengetahui bagaimana usaha siswa belajar.
 Mengamati proses pembelajaran untuk mengetahui metode dan pendekatan mengajar yang diterapkan guru, dan sikap siswa dalam proses pembelajaran.
Observasi ruang-ruang belajar untuk mengetahui kondisi fasilitas belajar dan bagaimana fasilitas itu dimanfaatkan.
Interviu orang tua siswa untuk memperoleh informasi tentang bagaimana siswa belajar di rumah.
 Analis dokumen yang memuat data personal siswa, latar belakang sekolah, prestasi belajar pada jenjang pendidikan sebelumnya, dll.

Rekaman data penelitian kualitatif dipenuhi banyak protokol observasi dan interviu, serta dokumen. Disarankan untuk menyimpan catatan tentang apa yang peneliti lakukan dan apa yang peneliti pikirkan tentang apa yang diamatinya (catatan lapangan atau fieldnotes). Tulisan-tulisan itu dapat pula mencakup kemungkinan bias pribadi peneliti, perubahan desain kerja, dan hipotesis baru yang disarankan oleh data.

Analisis dan interpretasi data
Analisis data penelitian kualitatif dimulai segera setelah pengumpulan data dimulai, karena peneliti secara terus menerus mengecek hipotesis kerjanya. Makin lama penelitian dilakukan, data yang dikumpulkan makin kurang, tetapi pada saat yang sama analisis semakin banyak dihasilkan.
Pada analisis data kualitatif, pembandingan perlu dilakukan terhadap teori awal atau hipotesis kerja. Tahap awal pengumpulan data dapat menyarankan suatu hipotesis atau teori. Dengan semakin banyak data yang dikumpulkan, akan dipastikan apakah hipotesis dan teori yang dipikirkan tadi tadi ditunjang, ditolak, atau dikembangkan. Prosedur triangulasi (mencari sumber-sumber data lain) perlu dilakukan untuk lebih meyakinkan penolakan atau penerimaan hipotesis atau teori tersebut. Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses kategorisasi, deskripsi, dan sintesis.
Gambar 1 memperlihatkan komponen desain penelitian kualitatif. Tetapi perlu dipahami bahwa langkah-langkah penelitian yang dipaparkan adalah sangat terintegrasi dan salingbergantung. Penelitian kualitatif sangat bergantung peneliti (researcer-dependent). Sering dikatakan peneliti sebagai instrumen, yang berati bahwa ketika pengumpulan data berjalan, peneliti mengambil keputusan tentang data apa yang perlu dikumpulkan dan siapa yang di interviu. Inventori interviu dan observasi dalam penelitan kualitatif kurang terstruktur dan kurang terstandarisasi daripada penelitian kuantitatif, sehingga perspektif peneliti berpengaruh kuat dalam penelitian kualitatif.

Desain Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif pada dasarnya mencari hubungan kausal, dalam bentuk eksperimental (dalam banyak kasus berupa quasi-experimental) atau asosiasi (korelasional) dalam rangka menjelaskan relasi antarfenomena. Desain studi kuantitatif selalu menghadapi tiga persoalan mendasar, yakni pengukuran, pengendalian (control) dan keterwakilan (representative). Hal-hal ini harus dipecahkan secara tuntas dalam tahap perancangan jika penelitian ingin menghasilkan kesimpulan yang dapat diterima (acceptable) oleh umum. Kualitas data bergantung pada alat ukur dan prosedur pengukuran. Oleh karenanya jenis alat ukur, bagaimana dikembangkan, bagaimana alat ukur itu diuji keabsahannya (validitas), penting untuk diungkapkan dalam desain penelitian. Pengendalian ditujukan agar relasi kausal antar variable tergantung dan variable bebas yang sedang diteliti dapat disimpulkan secara pasti, terbebas dari bias-bias akibat adanya faktor lain yang dapat berpengaruh. Oleh karenanya bagaimana faktor lain dikendalikan dalam studi kuantitatif perlu dipaparkan dalam desain penelitian. Representasi (kerepresentatifan) suatu sampel menjadi penting dalam studi kuantitatif karena studi ini berusaha menarik generalisasi untuk lingkup populasi berdasarkan fenomena dalam lingkup sampel. Oleh karenanya teknik sampling sangat penting untuk dikemukakan dalam desain penelitian.
Salah satu tujuan desain dalam penelitian kuantitatif adalah mengontrol variable-variabel luar (extraneous varuable) yang potensial berpengaruh. Hal ini dilakukan melalui pembatasan kondisi penelitian, yang disebut juga pengendalian variable. Pengendalian variabel dapat dilakukan melalui: (1) randomisasi, (2) memasukan kondisi atau faktor-faktor luar ke dalam desain sebagai variable bebas, (3) membuat kondisi-kondisi atau faktor-faktor luar tadi konstan, (4) pengendalian secara statistika.
Karakteristik Desain penelitian yang baik dalam penelitian kuantitatif adalah: (1) bebas dari bias, (2) keterpisahan variable-variabel, (3) pengendalian terhadap variabel extraneous, (4) presisi statistika untuk pengujian hipotesis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar